Layout Style

Full Width Boxed

Background Patterns

Color Scheme

random

Contoh Makalah Tentang Bryopsida (Lumut Sejati)


BAB I
PENDAHULUAN 


1.1. Latar Belakang

Kelas Bryopsida  atau yang dikenal dengan lumut daun ± 12.000 jenis yang mempunyai daerah agihan yang amat luas. Lumut daun dapat tumbuh diatas tanah-anah gundul yang periodic mengalami masa kekeringan, bahkan diatas diatas pasir yang bergerakpun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut ini dapat kita jumpai diantara rumput-rumput, diatas batu-batu cadas, pada batang-batang dan pada cabang-cabang pohon, dirawa-rawa, tetapi jarang didalam air. 
      Mengingat tempat tumbuhnya yang bermacam-macam itu, maka tubuhnya pun memperlihatkan struktur yang bermacam-macam pula.kebanyakan lumut daun suka pada tempat-tempat yang basah, tetapi ada pula yang tumbuh ditempat-tempat kering.  Beberapa jenis diantaranya dapat sampai berbulan-bulan menahan kekeringan dengan tidak mengalami kekeringan sampai bertahun-tahun. Ditempat-tempat yang kering,lumut-lumut ini membentuk badan-badan yang berupa bantalan, sadengkan yang hidup di tanah-tanah, hutan, membentuk lapisan-lapisan seperti permadani. Dalam hutan-hutan di pengunungan daerah tropika batang-batang dan cabang-cabang pohon-pohon penuh dengan lumut-lumut yang menempel, berupa lapisan-lapisan yang terkadang-kadang agak tebal dank arena basahnya selalu menghancurkan air. Hutan demikian , itulah yang disebu dengan hutan lumut, yang sering disebut juga dengan hutan kabut, karena hutan itu hampir selalu diselimuti oleh kabut  atau elfin forest  (Tjitrosoepomo.1989 :200).  
       Berdasarkan hal diatas, maka pembuatan makalah ini dilakukan, agar para pembaca dapat mengerti lebih lanjut lagi tentang Bryopsida dan dapat menganalisis lebih lanjut tentang Bryopsida untuk kegunaan dan manfaat dimasa depan. 

1.2. Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian dari Bryopsida ?
  2. Bagaimana karakteristik dari Bryopsida ?
  3. Dimana habitat dari Byopsida ?
  4. Bagaimana reproduksi pada Bryopsida ?
  5. Bagaimana Siklus Hidup Bryopsida ?
  6. Bagaimana struktur klasifikasi dari Bryopsida ?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

  1. Mengetahui apa pengertian dari Bryopsida. 
  2. Mengetahui bagaimana karakteristik dari Bryopsida ?
  3. Mengetahui dimana habitat dari Byopsida ?
  4. Mengetahui bagaimana reproduksi pada Bryopsida ?
  5. Mengetahui bagaimana Siklus Hidup Bryopsida ?
  6. Mengetahui bagaimana struktur klasifikasi dari Bryopsida ?

BAB IIPEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Bryopsida 

Bryopsida atau lumut daun juga disebut dengan lumut sejati atau sering juga kita dengar dengan sebutan Musci. Bryopsida adalah anggota tumbuhan berspora yang termasuk dalam divisi Bryophyta. Lumut ini disebut dengan lumut sejati karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagia akar (rizoid), batang dan daun. Bryopsida adalah kelas terbesar diantara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi tingkat perkembangannya karena baik gemetofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks. Lumut ini tidak melekat pada substratnya tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat tumbuhnya (Immawati.2013 :3).
Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks.Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang.Kuncup akan membentuk lumut baru. 
Sama seperti pendapat diatas ,menurut Siregar (2010 :16 ),  Bryopsida dikenal sebagai lumut daun atau lumut sejati , merupakan kelas terbesar dalam Bryophyta. Hampir semua anggotanya mempunyai gametofit yang telah terdifesiasiasi sehingga dapat dibedakan bentul-bentuknya seperti batang, cabang, dan daun. Sporofit Bryopsida berumur panjang dan berwarna kecoklatan. Terdiri atas kaki yang berfungsi untuk meyerap nutrient  dari gametofit, dan kapsul yang disangga suatu tangkai yang disebut dengan seta.  Spora masak dibebaskan dari kapsul oleh operculum (struktur semacam tutup pada kapsul ) membuka secara perlahan-lahan melalui satu atau dua baris gigi-gigi yang disebut peristom. 

2.2. Karakteristik Bryopsida

Menurut Immawati (2013: 4) menyatakan bahwa Bryopsida mempunyai karakteristik dimana akarnya belum berupa akar tetapi masih berupa rhizoid. Kemudian fase domainnya adalah fase gametofit. Spora terdiri dari 2 lapisan , yaitu endospora dan eksospora. Dan sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofisis, vaginula, kolumela, dan kalipra. Sporofit bryopsida pada umumnya lebih kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Reproduksi bryopsida dilakukan dengan cara vegetative dan generative. Secara vegetative dilakukan dengan  spora. Dan secara generative dengan arkegonium yang menghasilkan ovum dan arteridium yang menghasilkan spermatozoid .
Menurut anonim. (2014 :2) menyatakan bahwa secara umum karacteristik bryopsida meliputi :
  • fase dominannya adalah fase gametofit 
  • Akarnya belum berupa akar, masih berupa rhizoid 
  • Reproduksi vegetatif dengan spora, generatif dengan arkegonium yang menghasilkan ovum dan anteridium yang menghasilkan sperma. 
  • Mempunyai struktur seperti akar (rizoid) dan struktur seperti daun. 
  • Sporofit pada umumnya lebih kecil, berumur pendek, dan hidup tergantung pada gametofit. 
  • Tubuhnya mempunyai struktur yang mirip batang, daun, dan akar, tetapi tidak    mempunyai sel / jaringan dan fungsi seperti pada tumbuhan tingkat tinggi 
  • Gametofit dibedakan dengan 2 tingkatan, yaitu protonema yang berbentuk benang dan gametofora yang berupa tumbuhan lumut 
  • Sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofiksis, kapsul, gigi peristom, dan kaliptra . spora terdiri 2 lapisan, yaitu endospora dan eksospora, habitatnya pada tempat lembab .
  • Mempunyai daun sederhana berbentuk pipih dan mengandung kloroplas

2.3. Habitat Bryopsida

  Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air. Pada tempat yang sesuai, spora akan berkecambah membentuk protonema. Protonema ini terdiri atas benang berwarna hijau, fototrof, bercabang-cabang. Dari protonema, muncul rizoid yang masuk ke dalam tanah (Anonim. 2014 :5).
Pada keadaan cukup cahaya, protonema akan membentuk kuncup yang dapat berkembang menjadi tumbuhan lumut. Alat kelamin Musci terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang dan dikelilingi oleh daun paling atas. Pada Musci, kapsul sporanya memiliki kolumela yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh ruang yang berisi spora. Kolumela inilah yang berfungsi sebagai pemberi makanan dan penyimpan air bagi spora yang baru terbentuk. Bagian atas yang tetap menyelubungi kapsul spora disebut kaliptra dan bagian bawahnya sebagai sarung pada pangkal seta yang disebutvaginula  (Anonim. 2014 :4).
Di daerah kering, badan lumut ini dapat berbentuk seperti bantalan, sedangkan yang hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti lapisan permadani. Lumut di daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer. Lumut ini hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru banyak melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar. Lumut daun merupakan tumbuhan yang berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral.
Pada tempat yang sesuai, spora akan berkecambah membentuk protonema. Protonema ini terdiri atas benang berwarna hijau, fototrof, bercabang-cabang, dan dapat dilihat dengan mata biasa karena mirip seperti hifa cendawan. Dari protonema, muncul rizoid yang masuk ke dalam tanah. Pada keadaan cukup cahaya, protonema akan membentuk kuncup yang dapat berkembang menjadi tumbuhan lumut. 

2.4. Reproduksi Bryopsida

Secara umun reproduksi pada bryopsida terjadi secara asseksual dan seksual. Dimana dilakukan dengan cara vegetatif  dengan spora dan secar generatif dengan arkegonium yang menghasilkan ovum dan anteridium yang menghasilkan sperma (sudarno.2011 :5 ).  Sedangkan  menurut menurut Immawati (2013:8-9) menyatakan bahwa perkembangbiakan Bryopsida attau lumut daun dapat berlangsung secara vegatatif dan generative. Perkembangbiakan secara vegetatif berlangsung dengan pembebasan spora dari kapsul, sebagai hasil dari sel induk spora secara meiosis yang menghasilkan empat spora atau tetraspora. Jika sporogonium (sporofit) telah masak, kalipra dan operculumnya lepas dan jatuh. Jika udara disekitarnya kering, gigi-gigi peristom akan menggulung keluar sehingga spora dapat keluar, dan akan diterbangkan oleh angin, jika spora jatuh ditempat yang sesuai, spora akan tumbuh menjadi protonema yang berbentuk seperti benang. Dan perkembangbiakan secara generatif berlangsung melalui pembuahan sel telur oleh zigot. Pembuahan ini terjadi karena adanya kemotasis (gaya tarik kimia) pada medium air. Zigot akan membelah beberapa kali sehingga terbentuk embrio yang akan tumbuh menjadi sporogonium (badan penghasil spora) atau sporofit (tumbuhan penghasil spora). Jadi, sporofit merupakan tumbuhan generatif.
Menurut anonim (2014 :9) menyatakan bahwa, Pada lumut daun, alat-alat kelaminnya terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Ada lumut daun yang bersifat banci atau berumah satu, yaitu jika terdapat arterium dan arkonium, sedangkan yang bersifat berumah dua jika kumpulan anteridium dan arkegonium terpisah tempatnya. Apabila anteridium ini sudah masak, maka akan membuka pada ujungnya, hal ini terjadi karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung menjadi berlendir dan mengembang sehingga kutikulanya pecah. Hal tersebut juga terjadi pada arkegonium yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Pada arkegonium, tepi bagian dindingnya terbuka dan akan membengkok ke luar dan berbentuk seperti corong. Apabila ada hujan, air ini sangat membantu spermatozoid menuju sel telur, dan sel telur ini menghasilkan sakarose untuk menarik spermatozoid dan gerakannya disebut sebagai gerak kemotaksis. Setelah terjadi pembuahan, akan terbentuk zigot, selanjutnya akan berkembang menjadi embrio kemudian berkembang menjadi sporofit. 
Pada tempat yang sesuai, spora akan berkecambah membentuk protonema. Protonema ini terdiri atas benang berwarna hijau, fototrof, bercabang-cabang, dan dapat dilihat dengan mata biasa karena mirip seperti hifa cendawan. Dari protonema, muncul rizoid yang masuk ke dalam tanah. Pada keadaan cukup cahaya, protonema akan membentuk kuncup yang dapat berkembang menjadi tumbuhan lumut. Terjadinya kuncup diawali dengan adanya tonjolan-tonjolan ke samping pada cabang protonema. Lama-kelamaan pada ujungnya akan terjadi sel berbentuk piramida yang meristematik. Jika sel piramida terputus, akan tumbuh anakan baru dari sel tersebut.
Terbentuknya banyak kuncup menyebabkan tumbuhan lumut tersusun seperti rumpun. Alat kelamin Musci terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang dan dikelilingi oleh daun paling atas. Ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua. Pada Musci, kapsul sporanya memiliki kolumela yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh ruang yang berisi spora. Pada sporogonium muda, ruang sporanya diselimuti oleh jaringan asimilasi dan dibatasi oleh epidermis dari udara luar. Kolumela inilah yang berfungsi sebagai pemberi makanan dan penyimpan air bagi spora yang baru terbentuk. Di bawah kapsul spora terdapat mulut kulit. Susunan kapsul yang telah masak sangat khusus.Hal ini ditandai dengan mudahnya kapsul pecah sehingga spora terhambur keluar. Dengan bantuan seta, kapsul dapat terangkat sehingga spora yang terhambur mudah tertiup angin. Perkembangan embrio lebih cepat dari perkembangan dinding sel arkegonium sehingga embrio bertambah panjang dan menyebabkan robeknya dinding arkegonium. Bagian atas yang tetap menyelubungi kapsul spora disebut kaliptra dan bagian bawahnya sebagai sarung pada pangkal seta yang disebut vaginula. 

2.5. Siklus Hidup Bryopsida

Menurut  anonim (2008 :12), Siklus hidup lumut berbeda dengan siklus hidup tumbuhan yang lain karena siklus hidup lumut didominasi oleh gametofit. Gametofit menghasilkan organ kelamin jantan atau anteredium dan organ kelamin betina atau arkegonium. Apabila anteredium dan arkegonium dihasilkan oleh satu gametofit (satu individu lumut) maka jenis tersebut disebut lumut berumah satu atau homotalus, sedangkan apabila keduanya dihasilkan oleh gametofit yang berbeda maka jenis tersebut disebut lumut berumah dua atau heterotalus. 
Sebagian besar spesies lumut daun bersifat heterotalus. Gametofit jantan membentuk anteredium dan gametofit betina membentuk arkegonium. Sperma dari anteredium dengan perantaraan air berenang menuju sel telur di dalam arkegonium kemudian terjadi pembuahan yang menghasilkan zigot. Zigot yang bersifat diploid kemudian akan mengalami mitosis dan bekembang menjadi sporofit embrionik di dalam arkegonium. Pada ujung batang sporofit yang memanjang terdapat sporangium, yaitu kapsul tempat spora haploid berkembang. Sporangium juga berfungsi sebagai tempat terjadinya pembelahan mitosis. Setelah masak, kapsul spora pecah dan spora terpencar keluar. Spora-spora tersebut apabila menemukan tempat yang memiliki kelembaban yang sesuai akan berkecambah membentuk protonemata (jamak dari protonema) kecil yang berwarna hijau.
    Protonemata haploid tersebut terus tumbuh dan berdiferensiasi sehingga membentuk gametofit.Gametofit dewasa akan membentuk gamet-gamet yang akan berkembang dan kembali menjalani siklus serupa.Perkawinan antara gamet jantan dan gamet betina membentuk spora merupakan perkembangbiakan secara seksual (generatif).Selain melalui perkembangbiakan generatif, lumut juga berkembang biak secara vegetatif. Bagian gametofit lumut yang patah dan terbawa angin atau burung yang mencari bahan sarang bisa tumbuh apabila jatuh di tempat-tempat yang lembab. 
Beberapa jenis lumut juga sangat mudah membentuk tunas-tunas atau gemma. Gemma merupakan tubuh bersel satu atau banyak. Seringkali, menguncup dari jaringan generatif khusus pada batang, daun, rizoid, atau protenema. Gemma dapat secara efektif memberikan persebaran dalam waktu singkat.Contohnya terdapat pada Calymperes erosumdan Marchantia polymorpha. Jenis yang pertama tersebut adalah anggota lumut daun yang mempunyai gemifereous leaf pada bagian ujung daunnya, sedangkan jenis yang satunya merupakan lumut hati yang mempunyai gemma cup pada permukaan talusnya.

Siklus Hidup Bryopsida

2.6. Klasifikasi Bryopsida

Menurut Tjitrosoepomo. (1989 : 207 ) ,Bryopsida dibedakan dalam tiga bangsa yaitu : bangsa Andreaeales, bangsa Sphagnales , bangsa Brayales. Secara lebih lengkap diuraikan sebagai berikut :

A. Bangsa Andreaeales

Pada bangsa Andraeles terdapat satu suku, yaitu suku Andreaeceae , dengan satu marga Andreaea. Protonema membentuk pita yang bercabang-cabang. Kapsul spora mula-mula diselubungi oleh kalipra yang bentuknya seperti kopyah bayi. Jika suda masak akan pecah dengan 4 kutup-kutup. Kolumela diselubungi oleh jaringan sporogen. Contoh-contoh Andreaea petrophila, Andreaea rupestris. 
Andeaea petrophila
 Secara sistematis klasifikasi Adreaeaceae petrophila adalah sebagai berikut :
  • Divisi   : Bryophyta
  • Classis  : Musci
  • Ordo     : Andreaeales
  • Famili   : Andreaeaceae
  • Genus   : Andreaea
  • Species : Andreaea petrophila

B. Bangsa Sphagnales

Bangsa ini terdiri dari satu suku Sphagnales dan satu marga sphagnum. Marga ini meliputi sejumlah besar jenis lumut yang kebanyakan hidup ditempat-tempat yang berawa-rawa dan membentuk rumpun atau bantalan, yang dari atas tiap-tiap tahun tampak bertambah luas, sedang bagian-bagian bawah yang ada dalam air mati dan berubah menjadi gambut. Protonema tidak membentuk benang, melainkan merupakan suatu badan berbentuk daun kecil, tepinya bertoreh-toreh dan hanya terdiri atas selapis sel saja. batangnya banyak bercabang-cabang : cabang-cabang yang muda tumbuh tegak dan dan membentuk roset pada ujungnya. Daun daun yang sudah tua terkuai dan menjadi pembalut bagian bawah batang. Suatu cabang dibawah puncak tumbuh sama cepat dengan induk batang . sehingga kelihatan seperti batang lumut itu bercabang menggarpu. Karena batang dari bawah mati sedikit lebih sedikit, maka cabang-cabang akhirnya merupakan tumbuhan yang terpisah-pisah.  Contoh dari Bangsa Sphagnales adalah Sphagnum fimbriatum, Sphagnum squarrosum dan Sphagnum acitifolium (TJitrosoepomo 1989 209-210).  
Sphagum squarrosum
Secara sistematis klasifikasi pada Sphagnum  squarrosum yaitu : 
  • Divisi   : Bryophyta
  • Classis  : Bryopsida 
  • Ordo     : Sphagnales
  • Famili   : Sohanganacea
  • Genus   :  Sphagnum
  • Species : Sphagnum squarrosum

C. Bangsa Brayales

Sebagian besar lumut daun tergolong dalam bangsa ini. Pada bangsa ini kapsul sopranya telah mencapai diferensiasi yang paling mendalam. Sporogoniumnya mempunyai suatu tangkai yang elasstis , yang dinamakan seta. Tangkai dengan kaki sporogoniumnya tertanam dalam jaringan tumbuhan gametofitnya. Pada ujung tangkai terdapat kapsul sporanya yang bersifat radial atau  dorsiventral dan mula-mula diselubungi oleh kalipra . (TJitrosoepomo 1989 :211).
Dan berdasarkan Tjitrosoepomo (1989 : 214-216) , Berdasarkan cara pertumbuhannya Bryales  dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
  • Bryales yang tumbuh secara ortotro
  • Bryales yang tumbuh secara plagiotrop
  • Sedangkan berdasarkan sifat-sifat peristomnya, Bryales dibedakan atas:

1. Arthropdonteae
Dimana mempunyai gigi peristomnya tipis seperti selaput berasal dari satu lapis sel sporogonium. Gigi-gigi tersebut mempunyai garis-garis melintang dan bersendi. Arthropdontae dibedakan dalam dua kelompok, yaitu Eubryales acrocarpi dan Eubrayales pleurocarpi.  
Dalam Eubryales acrocarpi termasuk antara lain suku Rhizogoniaecae ,termasuk jenis-jenis lumut yang heterogen dengan perkembangan yang berbeda-beda, seringkali asimetrik , kapsul sporategak dan simetris, contoh, marga Rhizogonium. Suku Funariaceae : Funaria hygrimetrica.
Dalam kelompok Eubryales pleurocarpi termasuk antara lain suku Hypnodendraceae , habitusnya seperti pohon kecil, batang primer merayap seperti rimpang, bantang –batang sekunder berkayu. Kapsul spora agak besar agak besar, contohnya Hypnodendron reinwardtii, Hypnodendron junghuhnii, Mniodendron divaricatum, Funaria hygromerica.
Funaria hygromerica
Secara sistematis klasifikasi pada Funaria hygromerica yaitu : 
  • Divisi   : Bryophyta
  • Classis  : Bryopsida
  • Ordo     : Funariales
  • Famili   : Funariacea
  • Genus   : Funaria
  • Species : Funara hygrimatica

2. Nematodonteae
Gigi-gigi peristom terdiri atas sel-sel utuh, tidak bergaris-garis. Didalamnya tergolong suku Polytrihaceae, lumut yang umurnya lebih dari setahun, daun sempit, pada sisi perut tulang daun dan seringkali terdapat lamella yang mebujur. Kapsul spora tegak atau mendatar. Pristom terdiri atas 32-64. Dari sudut letak sporogoniumnya termasuk bersifat akrokarp. Dalam suku ini termasuk juga Polytrichum commune, Georgia pellucid. 
     Menurut Tjitrosoepomo (1989 : 216), sebagaimana seharusnya bahwa lumut diklasifiksikan menurut sistem filogenik masih belum diketahui secara pasti. Jika membuat tinjauan mengenai lumut secara keseluruhan, maka yang pantas kiat perhatikanlah pergiliran keturunan yang spesifik.   Dugaan lain menyatakan bahwa kelompok lumut daun (Musci) yang lebih tua dan karena reduksi daun-daunnya serta memipih batang sampai membentuk seperti lembaran lembaran hepaticae.  

BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan

  1. Bryopsida atau lumut daun juga disebut dengan lumut sejati atau sering juga kita dengar dengan sebuan Musci. Bryopsida adalah anggota tumbuhan berspora yang termasuk dalam divisi Bryophyta.
  2. Bryopsida mempunyai karakteristik dimana akarnya belum berupa akar tetapi masih berupa rhizoid. Kemudian fase domainnya adalah fase gametofit. Spora terdiri dari 2 lapisan , yaitu endospora dan eksospora. Dan sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofisis, vaginula,kolumela, dan kalipra.
  3. Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air. Pada tempat yang sesuai, spora akan berkecambah membentuk protonema.
  4. Secara umun reproduksi pada bryopsida terjadi secara asseksual dan seksual. Dimana dilakukan dengan cara vegetatif  dengan spora dan secar generatif dengan arkegonium yang menghasilkan ovum dan anteridium yang menghasilkan sperma.
  5. Sebagian besar spesies lumut daun bersifat heterotalus. Gametofit jantan membentuk anteredium dan gametofit betina membentuk arkegonium.
  6. Bryopsida dibedakan dalam tiga bangsa yaitu : bangsa Andreaeales, kelas Sphagnales , kelas Brayales.

3.2. Saran

     Semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi masyarakat luas terutama dikalangan pendidikan yaitu untuk siswa dan juga mahasiswa sebagai acuan ataupun menambah ilmu pengetahuan tentang Bryopsida.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014. Musci.  http://eprints.uny.ac.id/9419/3/BAB%202%20-%2014308141036. pdf.              Diakses  pada 09 maret 2015. 
Immawati.2013/Bryopsida. http://www.slideshare.net/immawati_mentari_bryopsida_15463165.Pdf.  Diakses pada 09 maret 2015.
Siregar,H.‎2010.Lumut daun.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20433/4/Chapte r%20II. pdf. Diakses pada 07 maret 2015.
Sudarno.2011.lumut daun. http://www.scribd.com/doc/34978989/Bryopsida. diakses pada 08 maret  2015.
Tjitrosoepomo, gembong.1989. Taksonomi Tumbuhan. Gadja Mada University Press:Yogyakarta
Contoh Makalah Tentang Bryopsida (Lumut Sejati) Reviewed by Unknown on February 28, 2018 Rating: 5

No comments:

DINAMIKA PENDIDIKAN BIOLOGI © 2013-2016. All Rights Reserved.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.