Layout Style

Full Width Boxed

Background Patterns

Color Scheme

random

Makalah Manajemen Mutu pendidikan (Teori Dr. Walter Shewhart )

Manajemen Mutu pendidikan (Teori Dr. Walter Shewhart )

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 

     Walter Shewhart, seorang ahli statistik dari Bell Laboratories di New York. Sebelumnya, Shewhart telah mengembangkan beberapa teknik yang membawa proses-proses industri menuju apa yang ia sebut dengan kontrol statistik. Ini adalah serangkaian teknik yang meminimalisir unsur-unsur tak terduga dari proses-proses industri, sehingga industri lebih bisa diprediksi dan lebih terkontrol. Tujuannya adalah untuk menghilangkan pemborosan biaya dan keterlambatan. Kontribusi awal Deming adalah mengembangkan dan meningkatkan metode statistik Shewhart. Metode-metode statistik Shewhart dan Deming, sekarang dikenal sebagai Statistical Process Control (SPC), yang dikombinasikan dengan wawasan hubungan gerakan relasi manusia yang diasosiasikan dengan Mayo dan koleganya, yang notabenenya  merupakan penyokong teori Total Quality Management Atau lebih dikenal dengann singkatan TQM (Anonim, 2013 ). 
     Pada era kontemporer ini, pengelola institusi pendidikan berupaya meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan manajemen mutu perusahaan. Penerapan manajemen mutu dalam pendidikan ini dikembangkan dari konsep Total Quality Management (TQM) dan lebih populer dengan sebutan Total Quality Education (TQE). Pada konsep ini, institusi pendidikan memposisikan diri sebagai industri jasa (service)dan menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan kepuasan pelanggan (customer) baik internal maupun eksternal.
    Untuk mengaplikasikan TQM ke dalam dunia pendidikan dibutuhkan suatu proses adaptasi yang tinggi dimana ada beberapa hal pokok yg perlu diperhatikan yaitu konsep perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement), menentukan standar mutu (quality assurance), perubahan kultur (change of culture), perubahan organisasi(upside-down organization), dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan (keeping close to the customer). Untuk keberhasilan penerapan Manajemen Mutu Terpadu tersebut diperlukan komitmen dan kerjasama yang baik antara departemen terkait, pusat dan daerah, serta institusi pendidikan. Juga perlu ada kejelasan sistemik dalam memberikan kewenangan antar institusi terkait, sehingga diharapkan terjadi perubahan yang cukup efektif bagi pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan nasional.

1.2. Rumusan Masalah 

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah untuk :
  1. Bagaimana  konsep manajemen mutu pedidikan menurut Shewhart ?
  2. Bagaimana implikasi management mutu pendidikan menurut Shewhart ?

1.3. Tujuan 

Makalah ini bertujuan untuk  :
  1. Mengetahui konsep dari manajement mutu pendidikan menurut Shewhart.
  2. Mengetahui penerapan manajemen mutu pendidikan menurut Shewhart.

BAB II
ISI

2.1. Sejarah Singkat management mutu pendidikan

Pada Era Statistical Quality Control. Era ini dimulai pada tahun 1930 yang diperkenalkan oleh Walter A. Shewart. Jika pada zaman inspeksi terjadi penyimpangan atribut produk yang dihasilkan dari atribut standar (terjadi cacat), departemen tersebut tidak dapat mendeteksi apakah penyimpangan tersebut disebabkan karena kesalahan pada produksi atau hanya karena kebetulan. Dengan demikian, informasi yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk melakukan perbaikan terhadap produksi untuk mencegah hal serupa. Tetapi pada statistical quality control, departemen inspeksi dilengkapi dengan alat dan metode statistic dalam mendeteksi adanya penyimpangan yang terjadi dalam produk yang dihasilkan selama proses produksi. Data penyimpangan tersebut dapat diberitahukan kepada departemen produksi sebagai dasar diadakannya perbaikan terhadap proses dan system yang digunakan untuk mengolah produk. Para era ini, deteksi penyimpangan signifikan secara statistic sudah mulai dilakukan sehingga kualitas produk sudah mulai dikendalikan departemen produksi. Akan tetapi konsep kualitas masih terbatas pada atribut yang melekat pada produk yang sedang dan telah diproduksi (Sallis. 2010 : 20).
Pada tahun 1994, Walter.A. Shewhart dari Bell Telephone laboratories, mengembangkan diagram atau grafik statiska untuk mengendalikan variable-variabel produk. Hal inilah yang manjadi permulaan dari pengendalian kualitas statistical. Kemudian pada dekate yang sama,, H.F Dodge dan H.Gomig yang sama-sama berasal dari Bell Telephone Laboratories, mengembangkan teknik pengambilan sampel penerimaan untuk menggantikan inpeksi 100% (Anonim . 2006 ). Total Quality Management berkembang pada tahun 1980an-1990an. Setelah melakukan observasi terhadap kesuksesan jepang mengenai isu-isu kepegawaian, perusahaan-perusahaan barat mulai mengenalkan inisiatif mutu menurut versi mereka. TQM dibuat sebagai suatu alat untuk mengekspresikan spectrum mutu yang lebih luas yang di fokuskan pada strategi-strategi, program-program, dan teknik-teknik. Definisi TQM secara spesifik meliputi: focus pelanggan, keterlibatan semua pegawai/karyawan, perbaikan secara terus menerus dan integrasi manajemen mutu ke dalam organisasi (Sallis, 2006: 21).

2.2. Konsep Management Mutu Pendidikan

  Pada tahun 1924, Dr. Walter Shewhart memperkenalkan bagan kendali control (control chart) dalam proses pengendalian mutu. Bagan ini bermanfaat untuk mengetahui apakah mutu produk yang dihasilkan berada pada batas yang dikehendaki. Ia berpendapat bahwa dengan menggunakan statistic control (dalam bentuk bagan) dapat mengurangi kegiatan inspeksi. Inspeksi dilakukan hanya pada sampel barang sehingga dapat mengurangi biaya pengendalian mutu/inspeksi. Fungsi pengendalian mutu ini mulai dikembangkan dalam berbagai perusahaan (Darmawan. 2013 : 4) .
Dr. Walter Shewhart  mengembangkan sebuah aplikasi metode statistic untuk manajemen mutu. Dia membuat model chart control pertama dan menunjukkan bahwa variasi dalam proses produksi akan menghasilkan variasi produk. Karenanya, eliminasi variasi dalam proses akan menghasilkan standard dan produk akhir yang baik. Quality Qontrol and Statistical Theory  pertama kali diperkenalkan untuk mendeteksi dan memperbaiki masalah-masalah selama proses produksi untuk mencegah adanya kegagalan suatu produk. Teori statistic memainkan peran penting dalam area ini.
Menurut Anonim (2013), Proses control secara statistic ini meliputi :
  1. Memfokuskan pada produk dan pendeteksian dan pengontrolan masalah-masalah mutu.
  2. Melibatkan pengetesan sejumlah sampel dan secara statistic menyimpulkan adanya kesamaan untuk semua produk.
  3. Meliputi tahapan-tahapan dalam proses produksi.
  4. Menyadari akan pelatihan personalia bagian produksi dan pengontrol mutu.

Selain memperkenalkan bagan kendali control (control chart) Menurut Dewanti (2012 : 1) pada tahun 1930, Walter Shewhart memperkenalkan PDCA cycle atau sering yang disebut dengan “Shewhart cycle“.PDCA cycle berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau sistem. Secara singkat digambarkan dengan :
PDCA Cycle

Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam PDCA cycle, yaitu:
  • Planning, Berarti memahami apa yang ingin dicapai, memahami bagaimana melakukan suatu pekerjaan, berfokus pada masalah, menemukan akar permasalahan, menciptakan solusi yang kreatif serta merencanakan implementasi yang terstruktur.
  • Doing, Tidak semudah seperti yang dilihat. Didalamnya berisi pelatihan dan manajemen aktivitas. Biasanya masalah besar dan mudah sering berubah pada saat-saat terakhir. Bila terjadi kondisi seperti ini maka tidak dapat dilanjutkan lagi tetapi harus mulai dari awal kembali.
  • Checking, Berarti pengecekan terhadap hasil dan membandingkan sesuai dengan yang diinginkan. Bila segala sesuatu menjadi buruk dan hasil baik tidak ditemukan, pada bagian ini keberanian, kejujuran, kecerdasan sangat dibutuhkan untuk mengendalikan proses. Kata kunci ketika hasil memburuk adalah ”kenapa”. Dengan dokumentasi proses yang baik maka kita dapat kembali pada titik yang mana keputusan yang salah dibuat.
  • Acting, berarti Menindak lanjuti atas apa yang didapatkan selama tahap pengecekan. Arti lainnya adalah mencapai tujuan dan menstandarisasikan proses atau belajar dari pengalaman untuk memulai lagi pada kondisi yang tepat.

2.3. Implementasi management mutu pendidikan

  Implementasinya  kendali control (control chart) yang ditemukan oleh Dr. Walther.A .Shewhart , bagi pendidikan yaitu dalam proses distribusi data, dimana  bagan dalam proses pengendalian mutu. Bagan ini bermanfaat untuk mengetahui apakah mutu pendidkan yang dihasilkan berada pada batas yang dikehendaki. Konsep PDCA yang pada hakekatnya merupakan siklus, maka pada implementasinya akan membangun budaya mutu yang terus menerus (continual improvement). Implementasi konsep PDCA untuk manajemen mutu pendidikan dalam hal kepuasan pelanggan akan dijabarkan berikut ini. Plan (perencanaan) yaitu apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Pada tahapan perencanaan ini, rumusan desain kepuasaan pelanggannya diarahkan pada mengembangkan sasaran dan proses-proses yang diperlukan untuk mencapai hasil yang sesuai dengan kebijakan sekolah atau sesuai persyaratan pengguna. Do (melaksanakan), yaitu mengerjakan yang direncanakan. Pada tahapan melaksanakan ini, rumusan desain kepuasan pelanggannya diarahkan pada melaksanakan strategi, kebijakan, dan proses-proses yang diperlukan untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan dalam sasaran mutu atau sesuai persyaratan pengguna. Check (meriksa), yaitu apakah hasil yang terjadi sesuai dengan yang direncanakan.  
    Pada tahapan memeriksa ini, kepuasan pelanggannya diarahkan pada memantau, mengevaluasi, mengukur kesesuaian proses-proses yang telah dijalankan dan yang telah dihasilkan dengan kebijakan sekolah, sasaran mutu dan persyaratan yang telah ditetapkan. diperlukan untuk mencapai hasil yang sesuai dengan kebijakan sekolah atau sesuai persyaratan pengguna. Action (tindaklanjut), yaitu apakah tindaklanjut yang akan diambil dengan hasil yang diperoleh dan upaya yang diperlukan untuk meningkatkan hasil yang diperoleh. Pada tahapan tindaklanjut ini, kepuasan pelanggan diarahkan pada upaya-upaya tindakan untuk meningkatkan kinerja proses secara berkesinambungan. 

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

  • Dr.  Walter Shewhart pada tahun 1924, memperkenalkan bagan kendali control (control chart)dalam proses pengendalian mutu.Bagan ini bermanfaat untuk mengetahui apakah mutu produk yang dihasilkan berada pada batas yang dikehendaki. 
  • Selain memperkenalkan bagan kendali control (control chart) pada tahun 1930 , Walter Shewhart memperkenalkan PDCA cycle atau sering yang disebut dengan “Shewhart cycle“.PDCA cycle berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau sistem.
  • Implementasi  kendali control (control chart) yang ditemukan oleh Dr. Walther.A .Shewhart , bagi pendidikan yaitu dalam proses distribusi data, dimana  bagan dalam proses pengendalian mutu. Bagan ini bermanfaat untuk mengetahui apakah mutu pendidkan yang dihasilkan berada pada batas yang dikehendaki. 
  • Konsep PDCA yang pada hakekatnya merupakan siklus, maka pada implementasinya akan membangun budaya mutu yang continual improvement.

3.2. Saran

Setelah membaca kajian mengenai konsep management mutu pendidikan ini, dapat membantu tenaga pendidik dalam memahami konsep management mutu pendidikan dan menerapkannya didalam proses belajar mengajar.  
Makalah Manajemen Mutu pendidikan (Teori Dr. Walter Shewhart ) Reviewed by Unknown on March 05, 2018 Rating: 5

No comments:

DINAMIKA PENDIDIKAN BIOLOGI © 2013-2016. All Rights Reserved.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.