Makalah Tentang Perbedaan KBK Dengan KTSP
Perbedaan KBK Dengan KTSP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum di Indonesia telah mengalami banyak sekali perubahan. Mulai dari kurikulum tradisional pasca kemerdekaan sampai kurikulum modern. Kemudian dikenal kurikulum modern hingga pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan yang terakhir yaitu Kurikulum 2013. Dari ketiga kurikulum ini terjadi banyak perubahan dan perkembangan dalam pendidikan di Indonesia.
Pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK), siswa dituntut untuk memiliki suatu kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran di sekolah, dan guru dalam kurikulum ini hanya menjalankan kurikulum yang telah dirancang oleh pusat. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran dan kurikulum yang digunakan adalah hasil dari rancangan tiap satuan pendidikan masing-masing dengan melihat dari beberapa aspek. Untuk itu upaya peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlaq, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, seni, olah raga, dan perilaku.
Dengan adanya perubahan kurikulum , maka diharapkan dapat semakin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Penyetaraan program pendidikan diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang dapat mengikuti perkembangan zaman , dan semakin aktif berpartisipasi dalam persaingan baik secara akademik maupun nonakademik yang semakin hari semakin maju.
1.2. Rumusan Masalah
- Apakah perbedaan KBK dengan KTSP dari segi defenisi ?
- Apakah perbedaan KBK dengan KTSP dari segi Tujuan ?
- Apakah perbedaan KBK dengan KTSP dari segi struktur ?
- Apakah perbedaan KBK dengan KTSP dari segi karakteristik ?
- Apakah kelemahan dan kelebihan KBK dibanding KTSP ?
1.3 Tujuan Penulisan
- Mengetahui perbedaan KBK dengan KTSP dari segi defenisi.
- Mengetahui perbedaan KBK dengan KTSP dari segi Tujuan.
- Mengetahui perbedaan KBK dengan KTSP dari segi struktur .
- Mengetahui perbedaan KBK dengan KTSP dari segi karakteristik.
- Mengetahui kelemahan dan kelebihan KBK dibanding KTSP .
BAB II
ISI
2.1. Defenisi KBK dan KTSP
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (Standar Nasional Pendidikan), para pengembang KTSP harus dituntuk dan harus memerhatikan ciri khas kedaeraan, sesuai dengan bunyi undang-undang No. 20 Tahun 2003 ayat 2, yakni bahwa semua kurikulum pada jenjang dan jenis pendiddikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Untuk tujuan khusus dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu :
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sisrtem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah republic Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar kompetensi lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar adan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui peraturan mentri pendidikan nasional masing-masing nomor 22 tahun 2006 dan nomor 23 tahun 2006, serta panduan pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh badan standar nasional pendidikan (BSNP).
Perbedaan struktur dari kbk dan ktsp itu sendiri adalah berupa:
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa KBK memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.Pemberian Otomomi Luas Kepala Sekolah Dan Sistem Satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi luas kepaasa sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. Selain itu, sekolah dan satuan pendidikan juga diberikan kewenangan untuk menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan kinerja tenaga pendidikan dengan menawarkan partisipasi aktif mereka dalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab bersama dalam pelaksanan keputusan yang diambil secara proporsional, dan professional.
Sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (Standar Nasional Pendidikan), para pengembang KTSP harus dituntuk dan harus memerhatikan ciri khas kedaeraan, sesuai dengan bunyi undang-undang No. 20 Tahun 2003 ayat 2, yakni bahwa semua kurikulum pada jenjang dan jenis pendiddikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
2.2. Perbedaan Tujuan antara KBK dan KTSP
Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan (life skill) yaitu kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya ( Yunita, 2010 : 6). Sedangkan tujuan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Menurut Mulyasa (2011 :22) terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya yaitu Untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.Untuk tujuan khusus dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu :
- Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengebangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
- Meningkatkan kepedulian warga dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengembangan keputusan bersama.
- Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai.
2.3. Struktur Yang Membedakan KBK dengan KTSP
Kurikulum berbasis kompetensi (kbk) atau kurikulum 2004, adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara murid belajar di kelas. Didalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan system caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam system semester. Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja.di dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan iptek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesugguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi disini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua.dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek.dan setiap kegiatan siswa ada nilainya.Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sisrtem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah republic Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar kompetensi lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar adan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui peraturan mentri pendidikan nasional masing-masing nomor 22 tahun 2006 dan nomor 23 tahun 2006, serta panduan pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh badan standar nasional pendidikan (BSNP).
Perbedaan struktur dari kbk dan ktsp itu sendiri adalah berupa:
- pada kbk kompetisi lulusan diturunkan dari standar isi, dimana standar isi ini langsung diturunkan dari standar kompetensi lulusan mata pelajaran
- kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
- pengembangan kurikulum sampai pada silabus
- sekumpulan mata pelajaran terpisah satu dengan yang lainnya
- sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum melihat karakter, dan potensi local, ktsp tetap menekankan kompetensi akan tetapi lebih dikerucutkan lagi dalam operasioanl dan implementasinya di sekolah.
- standar kompetensi lulusan diturunkan dari standar isipengembangan kurikulum sampai pada kompetensi dasar
- mata pelajaran lepas satu sama yang lainnya.
2.4. Karakteristik KBK dan KTSP
Karakteristik KBK antara lain mencakup seleksi kompetensi yang sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan pencapaian kompetensi, dan pengembangan sistem pembelajaran. Di samping itu, KBK memiliki sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, penilaian dilakukan berdasarkan standar khusus sebagai hasil demonstrasi kompetensi yang ditunjukkan oleh peserta didik, pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan individual personal untuk menguasai kompetensi yang dipersyaratkan, peserta didik dapat dinilai kompetensinya kapan saja bila mereka telah siap, dan dalam pembelajaran peserta didik dapat maju sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa KBK memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal,
- Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman,
- Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, termasuk CTL (Contextual Teacing and Learning)
- Sumber belajar bunkan hanya guru, melainkan juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
- Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
- sistem belajar dengan modul,
- menggunakan keseluruhan sumber belajar,
- pengalaman lapangan,
- strategi individual personal,
- kemudahan belajar, dan
- belajar tuntas
1.Pemberian Otomomi Luas Kepala Sekolah Dan Sistem Satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi luas kepaasa sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. Selain itu, sekolah dan satuan pendidikan juga diberikan kewenangan untuk menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan kinerja tenaga pendidikan dengan menawarkan partisipasi aktif mereka dalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab bersama dalam pelaksanan keputusan yang diambil secara proporsional, dan professional.
2. Partisipsi Masyarakat dan Orang Tua yang Tinggi
Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh pertisipasi masyarakat dan orangtua pesrta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Masyarakat dan orang tua menjalin kerja sama untuk membantu sekolah sebagai nara sumber pada berbagai kegiatan sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Kepemimpinan yang Demokrasi dan Profesional
Adapun yang menjadi kelebihan KBK adalah sebagai berikut :
Sedangkan, Menurut Sihite, (2012 : 2-3 ) kelebihan KTSP (Kurikulum Berbasisi Satuan Pendidikan) yaitu :
B. Kelemahan
Kelemahan yang ada lebih banyak pada penerapan KBK di setiap jenjang pendidikan, hal ini disebabkan beberapa permasalahan antara lain:
BAB III
I. KESIMPULAN
Dalam KTSP, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum didukung oleh adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan professional. Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaaksana kurikulum merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas professional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan professional yang direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah adalah pendidik professional dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka bekerja berdasarkan pola kinerja professional yang disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung keberhaislan pembelajaran peserta didik. Dalm proses pengambilan keputusan, kepala sekolah mengimplementasikan prosses “bottom-up” secara demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil beserta pelaksanaannya.
4.Tim Kerja yang Kompak dan Transparan
Dalam KTSP, keberhailan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Dalam dewan pendidikan dan komite sekolah misalnya, pihak-pihak yang terlibat bekerjas sama secara harmonis sesuai dengan posisinya masing-masing untuk mewujudkan suatu sekolah yang dapat dibanggakan oelhe semua pihak. Meraka tidak saling menunjukkan kuasa atau paling berjasa, tetapi masing-masing berkontribusi terhadap upaya peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan pembelajaran misalnya, pihak-pihak yang terkait bekerjasama secara professional untuk mencapai tujuan-tujuan atau target yang disepakati bersama. Dengan demikian, keberhasilan KTSP merupakan hasil sinergi (sinergistic effect) dalam kolaborasi team yang kompak dan transparan. Dalam konsep KTSP yang utuh kekuasaan yag dimiliki sekolah dan satuan pendidikan, terutama mencakup pengambilan keputusan tentang pengembangan kurikulum dana pembelajaran serta penilaian hasil belajar peserta didik.
2.5. Kelebihan dan kelemahan KBK dan KTSP
A. KelebihanAdapun yang menjadi kelebihan KBK adalah sebagai berikut :
- KBK, dapat mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
- KBK, dapat mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (studentoriented). Siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, siswa dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
- Pada KBK, guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.
- Pada KBK, bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik.Pada KBK, penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada konten.
Sedangkan, Menurut Sihite, (2012 : 2-3 ) kelebihan KTSP (Kurikulum Berbasisi Satuan Pendidikan) yaitu :
- Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksaan kurikulum dimasa lalu adalah penyeragaman kurikulum diseluruh Indonesia, tidak melihat kepala situasi riil dilapangan dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.
- Mendorong para guru, kepala sekolah dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkat kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
- KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapat mengembangkan keparawisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan hidup.
- KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena menurut ahli beban belajar dapat mempengaruhi perkembangan anak.
- KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
- Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatuh dan pengembang kurikulum
- Menggunakan pendekatan kompetensi yang memperhatikan kemampuan pada pemahaman siswa dan kondisi daerahnya masing-masing
- Standar kompetensi memperhatikan kemampuan anak baik kemampuan dalam kecakapan belajar maupun konteks kemampuan sosialnya
- Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
B. Kelemahan
Kelemahan yang ada lebih banyak pada penerapan KBK di setiap jenjang pendidikan, hal ini disebabkan beberapa permasalahan antara lain:
- Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented
- Kualitas guru, hal ini didasarkan pada statistik, 60% guru SD, 40% guru SLTP, 43% SMA, 34% SMK dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu 17,2% guru atau setara dengan 69.477 guru mengajar bukan bidang studinya. Kualitas SDM kita adalah urutan 109 dari 179 negara berdasarkan Human Development Index.
- Sarana dan pra sarana pendukung pembelajaran yang belum merata di setiap sekolah, sehingga KBK tidak bisa diimplementasikan secara komprehensif.
- Kebijakan pemerintah yang setengah hati, karena KBK dilaksanakan dengan uji coba di beberapa sekolah mulai tahun pelajaran 2001/2002 tetapi tidak ada payung hukum tentang pelaksanaan tersebut.
Sedangkan Menurut Sihite, (2012 :3-4 ), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mempunyai beberapa kelemahan diantaranya :
- Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya guru dan sekolah.
- Kurangnya ketersediaan sarana ddan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP
- Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsep penyusunannya maupun prakteknya dilapangan.
- Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam per minggu sebagai syarat sertifikasi guru untuk mendapatkan tunjangan profesi.
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN- Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu Sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (Standar Nasional Pendidikan), para pengembang KTSP harus dituntuk dan harus memerhatikan ciri khas kedaeraan.
- Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan (life skill) Sedangkan tujuan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
- Struktur yang membedakan KBK dan KTSP adalah pada KBK, pada kbk kompetisi lulusan diturunkan dari standar isi, dimana standar isi ini langsung diturunkan dari standar kompetensi lulusan mata pelajaran dan kompetensi diturunkan dari mata pelajaran. Sedangkan pada KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum melihat karakter, dan potensi local, ktsp tetap menekankan kompetensi akan tetapi lebih dikerucutkan lagi dalam operasioanl dan implementasinya di sekolah serta, standar kompetensi lulusan diturunkan dari standar isi.
- Karakteristik KBK antara lain mencakup seleksi kompetensi yang sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan pencapaian kompetensi, dan pengembangan sistem pembelajaran. Sedangkan karakteristik KTSP adalah: pemberian otonomi luas, kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan professional, serta team-kerja yang kompak dan transparan.
- Kelebihan , KBK dapat mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri sedangkan KTSP Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan.
- Kelemahan , Sarana dan pra sarana pendukung pembelajaran yang belum merata di setiap sekolah, sehingga KBK tidak bisa diimplementasikan secara komprehensif. Sedangkan pada kelemahan KTSP, Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya guru dan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung
Mulyasa, 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : P.T Remaja Rosdakarya.
Sihite, yusuf. 2012. Kelemahan dan kekurangan KTSP. http://www.slideshare.net/yusufsihite3/kelebihan-dan-kelemahan-antara-ktsp. Diakses pada 16 maret 2015
Yunita, ratna. 2010. Perbandingan Kurikulum.
http://www.slideshare.net/kamilarifpatarai/perbandingan-kurikulum-2004-kbk-2006-ktsp-dan-2013
Makalah Tentang Perbedaan KBK Dengan KTSP
Reviewed by Unknown
on
March 21, 2018
Rating:
No comments: