Makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
KEINDAHAN DAN KEBURUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akal pikiran yang dimiliki manusia, membuatnya memiliki pengetahuan yang luas dalam segala bidang disiplin ilmu, baik itu ilmu medis, sains, sosial, ekonomi, hukum bahkan seni sehingga manusia dapat dengan mudah mengapresiasikan pandangan nya terhadap sesuatu. Didalam pengapresiasian sesuatu , manusia memandang sesuatu tersebut dari berbagai segi, baik segi estetika, fungsional, dan segi lain. Sesuatu yang dianggap manusia penting dan bermakna, berarti sesuatu tersebut memiliki keindahan.
Keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Sedangkan keburukan sendiri adalah kebalikan dari pada keindahan. Sesuatu yang tidak indah dapat dikatakan buruk. Didalam kehidupan sehari-hari konsep keindahan sendiri merupakan hasil tanggapan oleh suatu objek. Objek tersebut dapat berupa benda ciptaan, perbuatan, atau keadaan yang memberikan tanggapan menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan (Purba, 2009 : 93).
Selain keindahan, didalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, kita juga mengenal adanya kasih sayang dan kebencian. Menurut Purba (2009:100) Kasih sayang adalah konsep yang mengandung arti psikologis yang sulit didefinisikan dengan kata-kata. Konsep kasih sayang sendiri dapat diwujudkan dalam bentuk sikap, tingkah laku dan perbuatan manusia terhadap manusia lainnya, manusia terhadap alam lingkungan dan manusia dengan Tuhan. Sebagai Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, manusia dapat menilai, merasakan, dan menghendaki kebutuhan kasih sayang didalam hidup ini. Apabila kasih sayang itu tidak ada atau tidak lagi dibutuhkan, maka sulit dibayangkan bagaimana perkembangan manusia di muka bumi ini dan sulit adanya kedamaian diantara sesame manusia, kecuali kebencian yang merajalela.
1.2. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan Keindahan dan Keburukan?
- Bagaimana konsep Keindahan dan keburukan didalam Kehidupan sehari-hari ?
1.3. Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui definisi dari keindahan dan keburukan
- Untuk mengatahui konsep dari keindahan dan keburukan didalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
ISI
2.1. Keindahan dan Estetika
A. Konsep keindahan
Keindahan berasal dari kata dasar “indah” yang dapat diartikan bagus, cantik, molek, elok dan permai, yaitu sifat yang menyenangkan menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan yang melekat pada suatu objek tersebut berbentuk konkrit, dapat berupa benda, ciptaan, perbuatan dan keadaan. (Purba, 2009 : 100). Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “belum”Akar katanya adalam “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris menjadi kata “beatiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo” (Anonim, 2014).
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya (Alwi ,2007).
Berikut ini adalah pengertian dari keindahan menurut beberapa ahli, yakni :
- Seorang filsuf, Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia.
- Menurut Leo Tolstoy (Rusia), dalam bahasa Rusia keindahan diistilahkan dengan kata “krasota” yang berarti suatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat dengan mata. Bangsa Rusia tidak mempunyai pengertian keindahan untuk musik.
- Menurut al – Ghazzali, hal yang paling indah ialah yang mempunya semua sifat-sifat perfeksi yang khas bagi karangan atau tulisan, seperti keharmonisan huruf-huruf, hubungan arti yang tepat satu sama lainnya, pelanjutan dan spasi yang tepat dan susunan yang menyenangkan
- Menurut Hemsterhuis (Belanda) yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang dalam waktu sesingkat-singkatnya.
- Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu
1. Keindahan dalam arti luas
- Menurut The Liang Gie keindahan adalah ide kebaikan
- Menurut Pluto watak yang indah dan hukum yang indah
- Menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik murni
Yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas
Yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
Melalui panca indra unsur rasa dalam diri manusia berkomunikasi dengan objek yang konkret tersebut. Proses komunikasi itu merupakan penilaian atau penanggapan terhadap objek. Hasil penilaian atau tanggapan itu disebut nilai, yaitu sifat yang melekat pada objek itu: menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan. Proses komunikasi itu merupakan proses penilaian atau penanggapan terhadap objek. Hasil dari penilaian atau penanggapan itu disebut nilai, yaitu sifat yang melekat pada objek itu: menyenangkan menggembirakan, menarik perhatian dan tidak membosankan. Setiap objek yang indah pasti menyenangkan menggembirakan, menarik perhatian dan tidak membosankan (Purba, 2009 : 100).
Menurut Purba (2009 :100-101) Panca indra yang menghubungkan rasa dengan objek berupa dapat indra penglihatan jika objek itu berupa benda, misalnya setangkai bunga anggrek, indra pendengaran jika objek itu berupa ciptaan lagu, , indra penciuman jika objek itu berupa bau parfum harum, atau indra perasaan jika objek itu berupa cuaca atau keadaan tertentu . “indah” itu merupakan konsep abstrak yang tidak mempunyai arti apa-apa karena tidak dihubungkan dengan suatu bentuk contohnya jika kita menyebut “keindahan” konsep tersebut tidak jelas karena tidak dihubungkan dengan suatu bentuk, akan tetapi jika kita menyebut “bunga yang indah” konsep tersebut sangat jelas karena dihubungkan dengan suatu bentuk. Oleh karena itu agar konsep keindahan itu jelas, keindahan harus dihubungkan dengan suatu bentuk, misalnya keindahan Candi Borobudur, keindahan Pulau Bali, atau keindahan Danau maninjau, dll.
Indah merupakan konsep konkret hasil tanggapan terhadap suatu objek. Tanggapan merupakan proses penilaian berdasarkan unsur budaya rasa dalam diri penilaian terhadap suatu objek. Objek tersebut dapat berupa benda, ciptaan, perbuatan atau keadaan. Hasil tanggapan tersebut nilai yang kualitasnya menyenangkan menggembirakan, menarik perhatian dan tidak membosankan. Dengan kata lain, indah adalah sifat suatu objek menyenangkan menggembirakan, menarik perhatian dan tidak membosankan. Indah dalam bahasa Yunani disebut “aesthesis”, diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi estetis, artinya sifat indah yaitu nilai kualitas dari suatu objek. Jadi suatu objek dikatakan indah menyenangkan menggembirakan, menarik perhatian dan tidak membosankan orang yang melihat, mendengar, atau mengalaminya. Bagaimana halnya dengan bunga bangkai?
2.2. Estetis Dan Estetika
Menurut Purba (2009 : 93-95) Ilmu yang mengkaji tentang sifat estetis suatu objek disebut estetika. Estetika merupakan bagian dari kajian ilmu filsafat yang menela’ah dan membahas aspek-aspek keindahan sesuatu, yaitu mengenai rasa, sifat, norma, cara menanggapi, dan cara memperbandingkannya dengan menggunakan penilaian perasaan atas dasar pengertian tersebut, objek tela’ah estetika meliputi:
- Rasa keindahan (sense of beauty)
- Sifat keindahan (nature of beauty)
- Norma keindahan (norma of beauty)
- Cara menanggapi keindahan (way of sensing beauty)
- Cara memperbandingkannya (way of comparing beauty)
Rasa keindahan (sense of beauty) adalah cara yang diterima oleh hati nurani sebagai hal yang menenangkan, menggembirakan, menarik perhatian dan tidak membosankan. Jadi sesuatu itu dikatakan memiliki rasa keindahan apabila memenuhi sifat kualitas berikut ini.
- Menyenangkan (happy)
- Menggembirakan (cheerful)
- Menarik perhatian (attractive)
- Tidak membosankan (unboring)
Sifat kualitas ini dijadikan norma yang dipakai untuk menanggapi (mengapresiasikan) objek yang melekat pada diri manusia (internal objects) atau objek yang ada diluar diri manusia (external objects). Objek yang melekat pada diri manusia, antara lain sikap, perilaku, tutur bahasa, dan cara berbusana. Orang yang melihat dan bergaul dengan orang yang pada dirinya melekat pada objek tersebut menanggapi (mengapresiasi) bahwa sikap, perilaku, tutur bahasa, dan cara berbusana orang itu memiliki keindahan, yaitu keindahan sikap, keindahan prilaku, keindahan tutur bahasa dan keindahan berbusanan. Oleh karena itu orang yang pada dirinya melekat objek tersebut menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan orang yang melihat atau bergaul dengannya.
Selain objek yang melekat pada diri manusia, adapula objek yang diluar diri manusia berupa ciptaan manusia dan ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa:
- Ciptaan manusia yaitu produk budaya sebagai pantulan rasa keindahan dalam diri manusia yang sifatnya relative karena terbatas oleh tempat dan waktu, misalnya model pakaian, dekorasi ruang, lukisan, tatarias, dan bangunan rumah, dll.
- Ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, yaitu produk kekuasaan Tuhan yang bersifat mutlak karena diakui oleh semua orang, misalnya pemandangan alam (land Scape), kecantikan , dll.
3. Sifat keindahan
Adapun sifat-sifat dari keindahan menurut Purba (2009: 95-98) adalah sbb :
a. Keindahan itu kebaikan
Sifat keindahan (nature of beauty) bersumber dari unsur rasa yang ada dalam diri manuisa, yang memberi pertimbangan bahwa keindahan itu adalah kebaikan dan dibenarkan oleh akal. Sifat keindahan itu adalah kebaikan (goodness), artinya setiap sesuatu yang indah pasti menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan. Apabila sifat keindahan ini dijadikan norma untuk menanggapi (mengekspresikan) objek yang melekat pada diri manusia, yang dirasakan adalah bahwa sikap, prilaku, tutur bahasa, serta cara berbusana orang itu menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan orang yang melihat, mendengar, dan bergaul dengannya.
Demikian juga, apabila sifat keindahan ini dijadikan norma untuk menanggap/mengapresiasi karya budaya manusia, yang dirasakan bahwa mode pakaian, dekorasi ruang , lukisan, pakaian, tata ruang, bangunan rumah itu menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan orang yang melihatnya. Jadi, keindahan itu sama dengan rasa nurani yang ada dalam diri orang yang melihatnya itu dan dibenarkan atau diterima juga oleh akalnya (pikirannya)
b. Keindahan itu keaslian
Selain sifat keindahan yang telah disebutkan tadi, adapula sifat keaslian (originality) artinya objek itu asli bukan rekayasa setiap objek yang asli selalu memiliki keindahan artinya menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian dan tidak membosankan orang yang melihatnya. Misalnya lukisan Monalisa yang asli, bukan tiuran, memiliki keindahan, sebaliknya tiruan lukisan monalisa tidak memiliki keindahan karena tidak asli. Gadis cantik memiliki keindahan karena asli, tetapi lukisan gadis cantik memiliki keburukan karena tiruan dari yang asli. Semua tiruan itu buruk.
c. Keindahan itu keabadian
Sifat keindahan itu adalah keabadian (durability), artinya tidak pernah dilupakan, tidak pernah hilang atau susut. Karya musik Bethoven tidak pernah dilupakan orang karena keindahan itu abadi. Suatu objek yang memiliki keindahan yang abadi tidak pernah dilupakan orang, artinya sifat menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan itu tidak pernah hilang atau susut. Jika dilupakan orang, itu berarti tidak lagi mempunyai keindahan, tetapi keburukan. Keburukan itu tidak menyenangkan, tidak menggembirakan, dan membosankan. Sehingga dapat dikatakan bahwa sesuatu yang indah itu abadi (sulit atau tidak pernah dilupakan).
d. Keindahan itu kewajaran.
Sifat keindahan juga adalah kewajaran (properliness) artinya tidak berlebihan dan tidak pula kekuarangan, menurut apa adanya. Suatu foto berwarna dicetak lebih indah dari warna aslinya justru keburukan karena kelebihan. Penyanyi yang membawa lagunya sambil berteriak-teriak dan berjingkrak-jingkrak justru keburukan karena melebihi batas kewajaran. Sehinnga dapat dikatakan bahwa sesuatu yang indah itu tidak berlebihan dan apa adanya.
e. keindahan itu kenikmatan
Sifat keindahan juga adalah kenikmatan (pleasure), artinya kesenangan yang memberikan kepuasa. Menonton perunjukkan tari-tarian yang memberi kesenangan dan kepuasan adalah keindahan. Sebaliknya, menonton pertunjukan tari-tarian yang tidak menyenangkan dan tidak memuaskan adalah keburukan. Contoh lain lagi banyak penonton yang menonton film yang diangkat dari novel Citaku di Kampus Biru oleh Ashadi Siregar, pengarangnya merasa senana dan puas karena indah. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa semua hal yang menurut seorang manusia itu indah, maka keindahan itu memberikan kenikmatan.
f. kebiasaan itu indah
Sifat keindahan juga kebiasaan (habit), artinya dilakukan berulang-ulang. Hal yang tidak biasa menjadi kebiasaan jika dilakukan secara berulang-ulang. Hal yang tidak biasa itu buruk, tetapi karena dilakukan berulang-ulang lalu menjadi kebiasaan, dan kebiasaan itu keindahan, artinya menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan. Selain itu, Menurut Colledridge (1772-1834) seorang penyair romantic, keindahan dapat dipengaruhi oleh kebiasaan. Kebiasaan mempunyai akibat terhadap daya tangkap suatu objek. Suatu objek yang tidak berarti dapat berubah menjadi berarti karena kebiasaan, misalnya rokok. Suatu objek yang buruk dapat berubah menjadi indah karena kebiasaan akan tetapi kebisaan jangan sampai merubah konsep keindahan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kebiasaan itu juga merupakan keindahan, namun kebiasaan itu sendiri jangan sampai merubah konsep keindahan.
g. keindahan itu relatif
Sifat keindahan juga adalah relative (relative), artinya terikat dengan selera perseorangan, waktu, dan tempat. Mode busana memiliki keindahan yang relative karena terikat dengan selera perseorangan, dalam kurun waktu tertentu, mode busana itu dapat hilang keindahannya erubah menjadi keburukan, artinya tidak menyenangkan, tidak menggembirakan, tidak menarik dan membosankan. Oleh karena itu, menurut Purba (2009:98) setiap objek memiliki sifat kebaikan, keaslian, keabadian, kewajara, kenikmatan, dan kebiasaan, memiliki sifat keindahan. Sifat keindahan suatu objek selalu menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan. Tetapi sifat keindahan dapat dibatasi oleh selera perseorangan, waktu dan tempat. Sehingga dapat kita katakana bahwakeindahan iitu relative, tergantung dari sudut pandang atau selera perseorangan, berbatasan dengan waktu serta tempat.
Sifat sifat keindahn |
2.3. Keburukan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keburukan adalah sesuatu atau keadaan yang buruk, jelek, dan merupakan lawan dari keindahan (Alwi ,2007). Jadi, dapat kita simpulkan bahwa keburukan adalah lawan (kebalikan) dari keindahan, berarti merupakan sesuatu yang tidak menggembirakan, tidak menyenangkan, tidak menarik perhatian, dan membosankan.
BAB III
KESIMPULAN
- Keindahan berasal dari kata dasar “indah” yang dapat diartikan bagus, cantik, molek, elok dan permai, yaitu sifat yang menyenangkan menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan yang melekat pada suatu objek tersebut berbentuk konkrit, dapat berupa benda, ciptaan, perbuatan dan keadaan. Sedangkan Keburukan adalah sesuatu atau keadaan yang buruk, jelek, tidak indah dan merupakan lawan (kebalikan) dari keindahan .
- Keindahan memiliki sifat, yakni keindahan itu merupakan kebaikan, keaslian, keabadian, kewajaran, kenikmatan, kebiasaan dan bersifat relative.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim, 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Keindahan. Diakses pada tanggal 7 November 2014
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.
Purba, Andriopenta. 2009. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Universitas Jambi : Jambi
Makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Reviewed by Unknown
on
March 18, 2018
Rating:
Where is Harrah's Casino Now? - Omaha Casino Guide
ReplyDeleteHarrah's Casino bet365 has been in business since its inception back in the 슬롯 머신 1980s. With a well known reputation as 강친닷컴 a 먹튀 사이트 먹튀 랭크 premier destination for 텐벳먹튀 gaming in