Sistem Sirkulasi pada Invertebrata
Sistem Sirkulasi pada Invertebrata
Sistem Sirkulasi merupakan sistem transportasi yang mengangkut sel-sel darah, serta mengangkut nutrisi atau sari makanan yang diperlukan oleh sel-sel tubuh. Sistem sirkulasi ini sering disebut dengan sistem transportasi. Sistem sirkulasi pada hewan ini sangat bervariasi bergantung dari tingkat perkembangan tubuh hewan. Pada hewan tingkat rendah (Invertebrata), sistem sirkulasi ini masih sederhana sedangkan pada hewan tingkat tinggi (Vertebrata), sistem sirkulasi ini sudah lebih lengkap atau kompleks. Sistem sirkulasi ini berfungsi untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan tubuh akan sari makanan dan oksigen, menjamin pembuangan zat sisa metabolisme dari tubuh dengan segera, berperan penting dalam penyebaran panas tubuh, dan menyebarkan tekanan/kekuatan. Untuk mengetahu lebih jelasnya mengenai sistem sirkulasi pada invertebrata dapat dibaca pada uraian berikut ini :
1. Sistem sirkulasi protozoa
Menurut Anonim (2014 :5), Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memiliki satu sel saja alias bersel tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Protozoa dapat hidup di air atau di dalam tubuh makhluk hidup atau organisme lain sebagai parasit. Hidupnya dapat sendiri atau soliter atau beramai-ramai atau koloni. Contohnya : amuba / amoeba. Contoh nya pada sistem sirkulasi pada amoeba adalah dengan menggunakan vakuola makanan.
2. Sistem sirkulasi pada porifera
Darliah (2011 : 5) menyatakan bahwa Porifera memiliki sistem saluran air mulai dari pori tubuh atau ostium dan berakhir pada lubang keluar yang disebut oskulum. Saluran air tersebut berfungsi sebagai alat untuk melewatkan bahan makanan dari luar kedalam tubuh dan zat-zat sisa metabolisme keluar tubuh. Ada beberapa tipe sistem saluran air pada porifera, yaitu sebagai berikut:
- Tipe askon, merupakan tipe paling sederhana dan bentuknya seperti jambangan bunga. Tipe ini dijumpai pada Leucosolenia.
- Tipe sikon, merupakan tipe saluran air yang ostiumnya dihubungkan dengan saluran air yang bercabang-cabang ke rongga-rongga sel koanosit. Tipe ini dijumpai pada Scypha.
- Tipe leukon, merupakan tipe saluran air yang paling kompleks. Air masuk melalui ostium menuju ke rongga-rongga bulat yang saling berhubungan. Tipe ini dijumpai pada Spongila.
3. Sistem sirkulasi pada filum coelenterate
Menurut Darliah (2011 : 7) Coelenterata berasal dari bahasa yunani, koilos (rongga) dan enteron (usus). Jadi, coelenterata adalah kelompok hewan yang berongga. Coelenterata kebanyakan hidup dilaut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Coelenterata adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel contohnya seperti ubur-ubur dan polip. Simetris tubuh coelenterata adalah simetris bilateral hidup di laut. Contohnya yaitu hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur. Sistem transportasi pada phylum coelenterata tidak mempunyai sistem transportasi khusus, sistem transportasinya dengan difusi dari sel ke sel.
4. Sistem sirkulasi pada filum echinodermata
Nama filum Echinodermata berasal dari kata Yunani, echinos = duri; dermal = kuli. Jadi, Echinodermata adalah kelompok hewan yang memiliki kulit berduri. Echinodermata termasuk hewan tripoblastik selomata. Semua anggota hewan ini hidup di laut. Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik. Misalnya teripang / tripang/ketimun laut, bulu babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut. Pada sistem ambulakral terdapat bagian-bagian sebagai berikut:
- Madreporit, berupa lubang sebagai tempat masuk dan keluarnya air.
- Saluran batu, saluran yang menghubungkan adreporit dengan saluran cincin.
- Saluran cincin, saluran yang melngkari mulut.
- Saluran radial, cabang saluran cincin yang terdapa pada tiap lengan.
- Saluran lateral.
- Kaki ambulakral
- Gelembung otot atau disebut ampula.
- Sistem peredaran darah dengan difusi sel ke sel Darah : tidak punya
5. Sistem peredaran darah Mollusca
Menurut Anonim,(2015: 2) menyatakan bahwa Molusca memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini sudah terdapat atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat pembuluh darah vena dan arteri, misal pada keong (Pila globosa). Alat peredaran darah siput terdiri atas jantung dan pembuluh darah yang masih sederhana. Jantungnya terdiri atas atrium dan ventrikel yang terletak di dalam rongga perikardial. Jika jantung berdenyut, darah akan terpompa ke luar menuju rongga perikardial atau sinus terus menuju ke jaringan tubuh.Di dalam jaringan, darah akan membebaskan zat makanan dan menyerap zat-zat sisa. Selanjutnya darah akan menuju ke rongga perikardial terus ke jantung melalui ostium.
6. Sistem peredaran darah pada Arthropoda
Darliah (2011 : 3) menyatakan bahwa Arthopoda memiliki sistem peredaran darah terbuka .Alat peredaran darah serangga terdiri atas jantung dan arteri. Jantung disebut jantung pembuluh. Darah dan cairan tubuh serangga disebut hemolimfa. Arah aliran hemolimfa adalah: Bila jantung pembuluh berdenyut –> hemolimfa terpompa mengalir melalui arteri –> masuk rongga tubuh –> masuk jaringan-jaringan tubuh tanpa melalui pembuluh-pembuluh kapiler –> dari jaringan-jaringan tubuh akan kembali masuk ke jantung pembuluh melalui ostium. Fungsi hemolimfa untuk mengedarkan zat-zat makanan kepada sel-sel.Hemolimfa tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak mengikat oksigen. Dengan demikian darah Arthropoda hanya mengedarkan sari makanan. Oksigen dan karbondioksida diedarkan melalui sistem trakea yang memungkinkan oksigen dari lingkungan dapat mencapai jaringan.
7. Sistem peredaran darah annelida
Anonim (2015: 3) menyatakan bahwa Annelida memiliki sistem peredaran darat tertutup. Dinamakan sistem peredaran darah tertutup karena darah beredar di dalam pembuluh-pembuluh yang saling berhubungan. Peredaran darah tertutup sederhana, contohnya pada cacing tanah.Alat peredaran darah cacing tanah berupa pembuluh darah punggung (dorsal) dan pembuluh darah perut (ventral) yang dihubungkan oleh pembuluh darah samping (lateral) serta pembuluh kapiler.Pembuluh darah samping pada segmen ke-7 sampai ke-11 terdiri atas 5 pasang lengkung aorta kelima pasang lengkung aorta inilah yang dianggap “jantung cacing".
vgas Arah aliran darahnya:
Jika jantung dan pembuluh punggung berdenyut, darah akan mengalir menuju pembuluh perut dan pembuluh kapiler. Oksigen yang diserap kulit cacing secara difusi akan memasuki kapiler dan diikat hemoglobin yang akan menuju pembuluh punggung untuk dipompakan ke seluruh tubuh.
8. Sistem Peredaran Darah Platyhelminthes
Anonim (2015:4) menyatakan Platyhelminthes tidak memiliki sistem sirkulasi, pada Platyhelminthes terdapat rongga gatrovaskuler yang berfungsi membantu distribusi makanan yang telah dicernakan. Makanan yang tidak dicerna dikeluarkan melalui mulut, misalkan pada Planaria. Berbeda dengan manusia, yang oksigen, sari-sari makanan, dan sisa metabolisme harus dikeluarkan dan hanya dapat dikeluarkan melewati pembuluh darah (tak dapat secara difusi).
Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah karena :
- Sari-sari makanan sudah ada yang mengedarkan (oleh sistem gastrovaskulernya)
- Sisa-sisa metabolismenya langsung terdifusi keluar dari tubuh (tak perlu adanya pembuluh lagi)
- Oksigen yang dibutuhkan cacing untuk proses bermetabolisme juga didapat dari proses difusi yg terjadi pada membran kulitnya.
2.4 9. Sistem Peredaran Darah Nemathelminthes
Sr Sridianti (2013 :3) menyatakan Nemathelminthes sudah memiliki alat pencernaan yang lengkap mulai dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut nemathelminthes berada di bagian depan (anterior), sedangkan anus berada di ujung belakang (posterior). Namun ,Nemathelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah jadi sari sari makanan diedarkan melalui cairan pada pseudoselom. Terdapat system sirkulasi dengan pembuluh darah memanjang yang memiliki sambungan silam, dan darah, baik merah maupun tidak berwarna, bersikulasi sebagi akibat dari gerakan tubuh.Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi. Jadi dia bernafas secara difusi melalui permukaan tubuh. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu yang berbeda. Nemathelminthes jug merupakan hewan triploblastik yang mempunyai selom semu. Oleh karena itu, digolongkan dalam hewan triploblastik pseudoselomata.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim 2014. Sirkulasi vertebrata. http://www. academia/123456789/53246/Sirkulasi_pada_vertebra ta. Diakses pada 25 april 2015.
Anonim.2015. Sistem Peredaran Darah pada Hewan Invertebrata. https://www.materisma.com diakses tanggal 27 April 2015
Darliah,E.2011. Makalah Sistem Peredaran Darah Hewan. https://www.Artikel biologi.com. Diakses tanggal 27 April 2015
Sridianti.2013.Sistem Peredaran Darah. https://www.sridianti.com . diakses tanggal 27 April 2015
Sistem Sirkulasi pada Invertebrata
Reviewed by Unknown
on
March 02, 2018
Rating:
No comments: